Pergerakan Harga Saham BBCA dari Tahun ke Tahun
2009: Harga tertinggi mencapai Rp5.500 dan terendah Rp2.275 per saham. Saham BCA ditutup pada Rp4.850, dengan kenaikan tahunan 49,23%.2010: Saham BCA naik 31,96% menjadi Rp6.400 per saham, dengan nilai transaksi Rp25,3 triliun.2011: Pertumbuhan melambat, saham naik 25% ke Rp8.000 per saham.2012: Kenaikan hanya 13,75%, saham berada di Rp9.500 per saham.2013: Saham naik 5,49% ke Rp9.600 per saham.2014: Kenaikan signifikan 36,72% ke Rp13.125 per saham.2015: Pertumbuhan terbatas, hanya naik 1,33% ke Rp13.300 per saham.2016: Pertumbuhan kembali meningkat 16,54% ke Rp15.500 per saham.2017: Tahun gemilang dengan kenaikan 41,29% ke Rp21.900 per saham.2018: Kenaikan 18,72% ke Rp26.000 per saham.2019: Menguat 5,77% ke Rp27.500 per saham.2020: Tahun penuh tantangan, saham sempat turun ke Rp25.850 namun naik ke Rp33.850 per saham.2021: BCA melakukan stock split dengan rasio 1:5, harga saham menjadi Rp7.320 per saham.2022: Pertumbuhan 23,29%, harga saham terendah Rp7.000 per saham.
Itulah informasi terkait harga saham BBCA 1 lot hari ini yang bisa Anda simak, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu terus update berita terkini Anda seputar bisnis dan ekonomi hanya di IDX Channel.
Berinvestasi dalam saham memerlukan penelitian yang komprehensif: Anda harus mempelajari dengan cermat seluruh data yang tersedia, antara lain keuangan perusahaan, berita terkait, dan analisis teknikalnya. Jadi analisis teknikal untuk BANK CENTRAL ASIA menunjukkan peringkat jual untuk hari ini, dan peringkat 1 minggunya adalah netral. Karena kondisi pasar yang rentan terhadap perubahan, sebaiknya anda melihat lebih jauh ke masa depan — berdasarkan peringkat 1 bulan, saham BANK CENTRAL ASIA menunjukkan sinyal beli. Lihat selengkapnya tentang
untuk analisis yang lebih komprehensif.
Jika anda masih ragu, cobalah untuk mencari inspirasi di
Selain keuntungan dari potensi capital gain, BBCA juga terkenal membagikan dividen jumbo
Selain keuntungan dari potensi capital gain, BBCA juga terkenal membagikan dividen jumbo
Bareksa.com - Saham bank swasta nasional terbesar di Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memang jadi idaman banyak investor, karena dinilai sebagai barang premium. Kombinasi kinerja keuangan ciamik dan kualitas pelayanan bank milik Grup Djarum yang dianggap nomor wahid itu, membuat saham BBCA layak dikoleksi.
Harga saham BBCA naik 0,5% atau bertambah 50 poin menjadi Rp10.050 pada Kamis (28/11) pukul 15.09 WIB, dibandingkan penutupan sebelumnya Rp10.000. Sejak awal 2024 (YTD) atau dalam periode 10 bulan 25 hari terakhir, saham BBCA sudah naik 6,63% atau bertambah Rp625, serta setahun terakhir meningkat 13,24% atau bertambah Rp1.175.
Lantas, berapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan jika nabung rutin di saham BBCA selama 3 tahun terakhir? Untuk berinvestasi di saham BBCA, minimal kamu mesti beli 100 lembar atau 1 lot. Dengan menggunakan harga saat ini, maka minimal dana yang kamu keluarkan untuk investasi saham BBCA Rp1.005.000.
Misalkan kamu nabung rutin setiap bulan dengan membeli 1 lot saham BBCA dalam periode 3 tahun terakhir, begini simulasi keuntungannya:
Sumber : investing.com, diolah Bareksa
Simulasi ini menggunakan asumsi nabung rutin setiap tanggal 25 per bulannya karena umumnya merupakan tanggal gajian karyawan. Beberapa bulan ada yang tidak tepat tanggal 25, karena tanggal 25 bertepatan dengan hari libur. Jika ini terjadi, umumnya perusahaan memberikan gaji ke karyawan sebelum tanggal 25.
Adapun pada April 2023, tanggal 25 bertepatan dengan libur panjang cuti bersama Lebaran, sehingga perusahaan umumnya memberikan gaji sebelum libur panjang. Secara historis setiap tanggal gajian dalam 3 tahun terakhir, harga saham BBCA termurah di Rp7.300 pada Desember 2023 dan Juli 2022, sedangkan harga termahal di Rp10.850 pada September 2024. Kemudian pada November ini, harga saham BBCA sedikit melemah seiring gejolak pasar dan tekanan di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dari hasil simulasi, misalkan kamu nabung rutin 1 lot saham BBCA dalam 3 tahun terakhir. Karena target utamamu berdasarkan jumlah 1 lot, maka nilai investasi yang kamu tanamkan besarannya mengikuti nilai pasar. Misalkan saat tanggal gajian saham BBCA di harga Rp7.300, maka kamu harus mengeluarkan dana Rp730.000 untuk belanja 1 lot. Di bulan lainnya ketika saham BBCA di harga Rp10.850, maka untuk membeli 1 lot, kamu perlu merogoh kocek Rp1.085.000.
Meskipun harganya naik turun sesuai kondisi pasar, namun dalam 3 tahun terakhir, harga rata-rata saham BBCA yang kamu peroleh ialah Rp8.942 per saham. Dibandingkan harga saat ini Rp10.050, maka kamu meraih imbal hasil atau cuan 12,39%. Nilai itu setara keuntungan Rp1.108 per saham. Karena selama 3 tahun terakhir kamu sudah memborong saham BBCA 36 lot atau 3.600 lembar, nilai itu setara Rp32.191.200, maka potensi keuntungan yang kamu peroleh Rp3.988.800.
Jika kamu nabungnya rutin setiap bulan 2 lot, maka total investasimu di saham BBCA saat ini sudah mencapai 72 lot saham atau sebanyak 7.200 lembar saham. Dengan begitu dana investasimu di saham BBCA sudah mencapai Rp64.382.400 dengan potensi keuntungan Rp7.977.600. Adapun jika kamu nabung rutin 4 lot saham BBCA setiap bulan, maka dalam 3 tahun terakhir, kamu sudah menggengam 144 lot atau 14.400 lembar saham. Nilai itu setara investasi Rp128.764.800 dengan potensi keuntungan Rp15.955.200.
Simulasi keuntungan ini belum termasuk menghitung dividen yang kamu raih dari saham BBCA. Sebab, BBCA juga terkenal membagikan dividen jumbo. Misalnya pada Desember 2024 ini, BBCA akan menyebar dividen interim Rp6,16 triliun atau Rp50 per saham. Dividen itu diambil dari saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya senilai Rp 232,3 triliun.
Harga Saham BBCA 1 Lot Hari Ini
Harga saham BBCA menunjukkan fluktuasi dalam beberapa bulan terakhir. Pola fluktuasi ini terus berlanjut dengan variasi kecil dalam harga pembukaan dan penutupan pada tanggal-tanggal sebelumnya, menunjukkan ketidakpastian dan volatilitas dalam performa saham.
Walaupun terdapat kenaikan pada beberapa hari, penurunan juga terjadi dalam periode tersebut. Harga saham Bank Central Asia (BBCA) per 10 Juni 2024 adalah Rp9,375 per lembar. Seperti yang Anda tahu, 1 lot sama dengan 100 lembar saham. Dengan demikian, harga 1 lot saham BBCA adalah Rp952.500.
Profil Perusahaan Saham BBCA
PT Bank Central Asia Tbk atau yang dikenal dengan kode emiten BBCA dalam sektor perbankan, adalah sebuah bank umum yang memiliki berbagai anak perusahaan di bawah naungannya. Salah satu anak perusahaan yang dimiliki adalah PT BCA Finance, yang bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, dan anjak piutang.
Bank BCA juga memiliki PT Bank BCA Syariah yang menawarkan layanan perbankan berdasarkan prinsip syariah, serta PT BCA Sekuritas yang berperan dalam penjamin emisi efek dan pialang perdagangan saham. Lalu, ada juga PT Asuransi Umum BCA yang menawarkan asuransi umum atau asuransi kerugian.Pada tahun 2017, BCA mendirikan PT Central Capital Ventura (CCV) sebagai upaya mengikuti inovasi layanan keuangan berbasis digital.
Produk dan layanan yang ditawarkan oleh Bank BCA meliputi berbagai macam simpanan, layanan transaksi perbankan, perbankan elektronik, layanan cash management, kartu kredit, bancassurance, produk investasi, fasilitas kredit, bank garansi, fasilitas ekspor impor, dan fasilitas valuta asing.
Per akhir Maret 2023, Bank BCA telah melayani lebih dari 36 juta rekening nasabah dengan mengelola sekitar 77 juta transaksi setiap hari. Bank BCA memiliki jaringan yang kuat, terdiri dari 1.247 kantor cabang, 18.348 ATM, dan layanan internet serta mobile banking. Selain itu, tersedia juga contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam.
Dalam menjalankan aktivitasnya dengan sekitar 25.000 karyawan, BCA berkomitmen untuk membangun hubungan jangka panjang dengan nasabah dan mengutamakan kepentingan bersama, serta memberikan dampak positif pada masyarakat.
Harga Saham BBCA 1 Lot
Dalam pasar modal Indonesia, sejauh ini 1 lot sama dengan 100 lembar, sementara harga saham yang terlihat di layar gadget kamu di bawah ini adalah harga per lembar.
Dengan demikian, nominal modal yang diperlukan untuk membeli satu lot saham BBCA adalah harga saham dikali 100 lembar saham.
Sumber: Aplikasi Alpha
Dengan gambar di atas, dapat diketahui bahwa harga 1 lot saham BCA per tanggal 24 Maret 2023 adalah Rp882.500. Hasil 1 lot saham ini didapat dari Rp8.825 x 100 lembar saham.
Apabila kamu membeli dua lot, maka totalnya menjadi Rp1.765.000 atau 200 x 8.825, begitu pun seterusnya.
Perlu diingat bahwasanya harga saham sebuah perusahaan terus berubah sesuai dengan kondisi pasar terbaru.
Bahkan pada Oktober 2021 bank ini sempat memecah sahamnya (stock split) dari 36.600 per lembar menjadi 7.320 per lembar.
Oleh karena itu, pastikan kamu up to date dengan harga BBCA terbaru ya.
Baca juga: Contoh & Cara Analisis Fundamental Saham
PT Bank Central Asia Tbk adalah bank terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya di Indonesia.
Didirikan pada tanggal 21 Februari 1957 oleh Sudono Salim, perusahaan ini dikenal sebagai bank yang menyediakan pelayanan terbaik.
Produk dan layanan yang disediakan oleh bank ini terbilang cukup komprehensif.
BBCA memberikan pinjaman terbesar ke korporasi sebesar Rp322,201 miliar.
Secara sektor, tujuan kredit BCA terbanyak diberikan ke sektor manufaktur.
BBCA berhasil mencatatkan transaksi Internet Banking Rp 4,56 T.
Per 23 Maret 2023, saham BBCA sendiri mencatatkan performa 91,97% selama 5 tahun terakhir.
Tidak hanya menyediakan layanan simpan pinjam untuk individu dan perusahaan, bank ini juga menyediakan produk kartu kredit, layanan pengiriman uang dari dan ke luar negeri, dan menyediakan berbagai aplikasi perbankan dan keuangan yang menunjang kegiatan nasabah.
Bahkan yang terbaru, Bank BCA menerbitkan aplikasi perbankan digital mereka sendiri yang bernama Blu.
Dalam lebih dari 60 tahun perjalanannya, perusahaan ini mengalami momen-momen penting, termasuk diantaranya adalah krisis 1998.
Bank BCA merupakan salah satu “korban” dari krisis moneter tersebut.
Akibatnya, Bank BCA harus melewati fase restrukturisasi dan rekapitalisasi oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Ketika itu, bank ini sempat mengalami panic selling akibat anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Sempat dimiliki oleh BPPN selama 2 tahun, pada tahun 2000 BCA mulai menjadi perusahaan publik dengan menjual 22.5% dari sahamnya ke publik melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO) dengan harga Rp1.400 per lembar.
Menurut laman resmi perusahaan ini, saat ini 54,94% saham BCA dimiliki oleh PT Dwimuria Investama Andalan, perusahaan investasi milik Hartono bersaudara (pemilik Djarum), sementara 45% sisanya dimiliki publik.
Baca juga: Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham, Patut untuk Diketahui!
Cara Beli Saham BBCA di Bibit Secara Online
Ini dia cara mudah dan aman untuk membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melalui aplikasi Bibit. Mari kita simak panduannya, seperti yang berikut ini:
Pastikan bahwa aplikasi Bibit telah diperbarui ke versi Bibit Plus agar dapat melakukan transaksi saham
Setelah melakukan upgrade, buka halaman utama aplikasi
Klik logo saham pada bagian "Produk Investasi".
Pada halaman saham, masukkan kode saham "BBCA" pada tab pencarian di bagian atas dan pilih saham BBCA yang muncul.
Setelah membuka halaman saham BBCA, klik tombol "Beli" yang terletak di bagian bawah halaman.
Masukkan harga beli dan jumlah lot yang ingin dibeli, dan total nilai pembelian akan terhitung secara otomatis.
Klik tombol "Beli" dan konfirmasikan transaksi melalui jendela pop-up yang muncul.
Selain kemudahan dalam pembelian saham, aplikasi Bibit juga menyediakan edukasi investasi secara cuma-cuma atau gratis. Hal ini sangat penting, terutama bagi para pemula agar bisa semakin meningkatkan pengetahuan mereka tentang investasi.
Demikian pembahasan mengenai mengenal saham BBCA kali ini dari Bibit. Ayo, jangan lagi menunda memulai investasi sahammu, sebab teman dari investasi itu sendiri adalah waktu. Buka rekening di Bibit Plus dan manfaatkan berbagai fitur yang pastinya mudah untuk kamu gunakan. Download Bibit sekarang juga.
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya Bank BCA adalah salah satu emiten perbankan terbaik di pasar modal Indonesia.
Dengan nilai kapitalisasi pasar lebih dari 1000 triliun rupiah per 23 Maret 2023, BCA menjadi emiten nomor 1 di Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar.
Kamu tertarik untuk membeli saham bank BCA?
Sebelum kamu tertarik untuk membelinya, sebaiknya kamu tahu terlebih dahulu berapa nominal modal yang dibutuhkan untuk membeli saham perusahaan dengan kode BBCA ini.
Terkadang, harga saham menggambarkan tinggi rendahnya minat pasar terhadap saham tersebut pada suatu waktu.
Jika ingin mengetahui alasan saham itu harganya tinggi, investor perlu memperhatikan likuiditas saham tersebut.
Likuiditas bisa diketahui dengan cara melihat antrian order kolom bid dan offer selama beberapa hari.
Kuncinya, bukan angka bid dan offer yang selalu sama, melainkan stabilnya permintaan bid dan offer pada range tertentu.
Pentingnya likuiditas ini juga menyebabkan hadirnya indeks LQ45 atau 45 saham terlikuid di Bursa Efek Indonesia.
Jika kamu sudah mengetahui sebuah saham likuid atau tidak barulah kamu bisa menyadari apakah harga saham yang tinggi memang karena investor yang berminat membelinya banyak atau tidak.
Semakin tinggi harga saham, semakin banyak pula modal yang diperlukan, tapi itu artinya juga minat investor terhadap saham tersebut juga cukup tinggi.
Lantas, berapakah harga 1 lot saham BBCA?
Simak selengkapnya berikut ini.
Harga Saham BBCA dari Tahun ke Tahun
Sumber: Google Finance
Apabila dilihat dari gambar di atas, terlihat bahwasanya dalam jangka waktu kurang lebih 18 tahun (data di atas mulai dari tahun 2005), saham perusahaan perbankan ini naik hingga 2.300% dari 345 rupiah menjadi 8.675 rupiah per lembar.
Stock split adalah pemecahan harga saham dengan rasio tertentu, agar harga saham tersebut tetap likuid atau tetap terjangkau sehingga dapat diperjualbelikan secara aktif oleh investor.
Misalnya, sebelum stock split, harga saham A adalah sebesar Rp10.000 per lembar.
Saham A lantas melakukan pemecahan harga 1:10, kini harga saham A menjadi 1.000 per lembar dan investor yang sebelumnya memiliki 1 lembar saham A dengan harga Rp10.000, kini memiliki 10 lembar.
Dalam kasus BBCA, bank yang dulu dimiliki oleh Salim Group ini melakukan 3 kali stock split yaitu pada:
Lalu, apakah harga saham Bank BCA terus naik?
Oh tentu tidak, karena memang tidak ada saham yang selalu naik, pasti ada saatnya harga saham turun.
Pada awal pandemi lalu atau tepatnya tanggal 2-20 Maret, harga saham BBCA turun hingga 32% dari Rp6.700-an per lembar menjadi Rp4.700-an per lembar.
Supaya kamu tidak salah waktu saat membeli saham ini, pastikan kamu menggunakan aplikasi investasi yang memiliki data pergerakan harga saham yang up to date dan memiliki fitur company action.
Sebab, kebijakan seperti stock split, dan aksi korporasi lain bisa mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
Baca juga: Cara Investasi Saham untuk Pemula
Jika kamu tertarik untuk membeli saham BBCA, maka langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah memilih perusahaan sekuritas dan membuka rekening dana nasabah di perusahaan sekuritas tersebut.
Pastikan perusahaan sekuritas tersebut terdaftar secara resmi di OJK dan memiliki aplikasi investasi praktis seperti aplikasi Alpha yang dimiliki oleh PT Paramitra Alfa Sekuritas.
Berikut ini cara membeli saham di Alpha Investasi dari PT Paramitra Alfa Sekuritas:
Meskipun tampak sederhana, pastikan kamu melakukan analisis yang tepat terlebih dahulu sebelum membeli saham ini, agar bisa membeli saham BBCA di harga dan waktu yang tepat.
Baca juga: Cara Beli Saham yang Mudah dan Benar
Kinerja Bank BCA (Saham BBCA)
Pada tahun 2022, Bank BCA membukukan laba bersih sebesar Rp40,7 triliun. Pencapaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp31,4 triliun , yang artinya mengalami peningkatan secara Yoy (Year-on-year) 29,6%. Angka ini juga menjadi laba tertinggi sepanjang sejarah perseroan .
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, laba Bank BCA mengalami pertumbuhan 57,64%. Laba bersih BBCA tahun 2018 sebesar Rp25,9 triliun, tahun 2019 sebesar Rp28,6 triliun dan tahun 2020 sebesar Rp27,1 triliun. Bisa dibilang laba Bank BCA selalu naik kecuali saat awal pandemi, yaitu pada tahun 2020 yang sempat turun 4,98% secara Yoy.
Emiten dengan kode BBCA ini pertama kali diperjualbelikan di bursa sebagai perusahaan terbuka pada 31 Mei 2000 dengan penawaran umum perdana saham (IPO) di harga Rp1.400 per saham. BBCA termasuk juga dalam Indeks High Dividen 20, hal ini karena sejak 2001 sampai dengan 2023 BBCA selalu membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Bank BCA sempat melakukan aksi korporasi berupa stock split pada Oktober 2021 dengan alasan agar harga sahamnya bisa lebih terjangkau bagi investor ritel, yang harga awalnya 36.600 per lembar saham menjadi Rp7.320 per lembar saham. Rasio stock split nya sendiri 1:5, artinya 1 saham yang ada dipecah menjadi 5 saham baru. Awalnya nilai nominal per saham BBCA adalah Rp62,5, kemudian setelah stock split nilai nominal per sahamnya menjadi sebesar Rp12,5.
Sebenarnya sebelum tahun 2021, BCA pernah melakukan stock split sebanyak tiga kali. Menurut website resmi BCA, pada Mei 2001, setahun setelah resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Bank BCA melakukan stock split dengan rasio 1:2. Hasilnya, jumlah saham beredar meningkat yang awalnya 2.943.986.000 menjadi 5.887.972.000 lembar dengan nilai nominal Rp 250.
Tiga tahun kemudian, pada bulan Juni 2004, BCA sekali lagi melakukan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio yang sama, yaitu 1:2. Hal ini menyebabkan jumlah saham beredar menjadi 12.262.269.000 lembar dengan nilai nominal Rp 125.
Pada tahun 2008, BCA kembali melakukan aksi yang sama dengan rasio 1:2. Dampaknya, jumlah saham beredar meningkat menjadi 24.655.010.000 lembar dengan nilai nominal Rp 62,5. Kesimpulannya, aksi korporasi stock split ini menjadikan jumlah saham beredar BBCA semakin banyak, namun harganya semakin terjangkau.
Baca juga: Bedah Bisnis Saham Sektor Teknologi
Saham Bank Central Asia (BBCA) turun ke zona merah mengekor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di zona merah. IHSG pagi tadi berada di level 7.200-an
Berdasarkan data RTI, Senin (11/11/2024), pukul 09.10 WIB perdagangan IHSG dibuka di level 7.262,82, melemah 24 poin atau 0,33%. IHSG bergerak di level tertinggi 7.287,25 dan level terendah 7.255,73.
Melansir Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBCA hari ini dibuka melemah ke level Rp 9.900 dimana sebelumnya harga saham BBCA berada di angka Rp 10.075.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelemahan ini dinilai karena adanya pengaruh faktor ekonomi makro global dan domestik yang memengaruhi adanya sentiman investor terhadap saham bank raksasa di Indonesia.
Pasalnya tak hanya BBCA yang anjlok, tapi juga semua saham bank plat merah seperti Bank Nasional Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Mandiri (BMRI) ikut melemah di hari ini.
Fluktuasi atau pergerakan saham BBCA hari ini diprediksi bergerak di kisaran angka Rp 9.800 - Rp 10.950. Sedakan selama 2024 saham BBCA bergerak di angka Rp 8.675 - Rp 10.950.
Sebagai informasi, pada kuartal III 2024 Bank Central Asia berhasil catatkan laba bersih sebesar Rp 41,1 triliun dimana angka ini tumbuh 12,8% dari tahun sebelumnya pada periode yang sama . Laba per saham juga ikut naik 16,16% menjadi Rp 115.000.
Demikian informasi terkait harga saham BBCA hari ini, semoga bermanfaat ya detikers!
Lihat juga video: Pengaruh Pemilihan Umum Amerika Serikat Terhadap Pasar
[Gambas:Video 20detik]
IDXChannel - Harga saham BBCA 1 lot hari ini menarik disimak. Secara umum, di berbagai bursa saham, satu lot umumnya terdiri dari 100 lembar saham, tetapi ini bisa berbeda-beda tergantung pada negara dan peraturan bursa yang berlaku.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat sebagai emiten yang mencatatkan saham kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Saham BBCA juga termasuk menjadi penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2024.
Dilansir dari berbagai sumber pada Rabu (12/6/2024), IDX Channel telah merangkum harga saham BBCA 1 lot hari ini, sebagai berikut.
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Adam Rizky Nugroho/AM)
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini- Beli saham klik tautan ini- Beli reksadana, klik tautan ini- Beli emas, klik tautan ini- Download aplikasi Bareksa di App Store- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Bila dilihat dalam setahun terakhir (30 Juli 2018-27 Juli 2018), saham BBCA bahkan sudah memberi keuntungan 24,2 persen
Bila dilihat dalam setahun terakhir (30 Juli 2018-27 Juli 2018), saham BBCA bahkan sudah memberi keuntungan 24,2 persen
Bareksa.com - Saham-saham di sektor perbankan (finance) masih menunjukkan pergerakan yang melambat sejak awal tahun 2018, seiring dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga tertekan. Namun, berbeda dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang justru memberikan keuntungan kepada para investor termasuk juga reksadana yang memegang saham ini di dalam portofolionya.
Indeks sektor perbankan (finance) di Bursa Efek Indonesia yang sejak awal tahun 2018 hingga saat ini (year to date 27 Juli 2018) menurun sebesar 8,3 persen, lebih dalam dibandingkan penurunan IHSG 5,77 persen. Namun perlambatan di sektor perbankan ini tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap harga saham BBCA.
Harga saham BBCA telah mencatatkan kenaikan sebesar 6,05 persen secara year to date. Pada akhir tahun lalu saham ini ditutup di level harga Rp 21.900 dan pada penutupan perdagangan kemarin (27 Juli 2018) ditutup pada level Rp 23.225 per saham.
Perbandingan Sektor Perbankan, IHSG dengan Saham BBCA Setahun
Bila dilihat dalam setahun terakhir (30 Juli 2018-27 Juli 2018), saham BBCA bahkan sudah memberi keuntungan lebih tinggi, yakni mencapai 24,2 persen. Padahal, indeks sektor perbankan hanya naik 6,54 persen dan IHSG hanya menguat 2,54 persen.
Portofolio Reksa Dana
Seiring dengan meningkatnya harga saham BBCA, kinerja sejumlah reksadana yang memiliki saham ini di portofolio juga ikut bergairah. Ada tiga produk reksadana saham yang memegang saham BBCA ini di dalam portofolionya dan dijual di Marketplace Bareksa, yakni Syailendra Equity Opportunity Fund, TRIM Kapital Plus, dan TRAM Infrastructure Plus, yang masing-masing dikelola oleh PT Syailendra Capital dan PT Trimegah Asset Management.
Tabel Perbandingan Kinerja Reksadana Saham
Dalam fund fact sheet periode Juni 2018, alokasi asset terbesar Syailendra Equity Opportunity Fund, yaitu pada saham PT Bank Central Asia Tbk, PT H.M. Sampoerna Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Reksadana saham ini telah memberikan return sejak awal tahun (year to date) hingga 27 Juli 2018 sebesar 2,54 persen dan secara tahunan telah tumbuh 13,28 persen.
Return Reksadana secara Year to Date (27 Juli 2018)
Sementara itu, reksadana TRIM Kapital Plus memiliki alokasi asset pada saham PT Astra International Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT XL Axiata Tbk, dan PT United Tractors Tbk.
Reksadana saham ini telah memberikan return sejak awal tahun (year to date) hingga 27 Juli 2018 sebesar 12,83persen dan secara tahunan telah tumbuh tumbuh sebesar 19,45 persen.
Kemudian, reksadana TRAM Infrastructure Plus memiliki alokasi aset pada saham PT Adhi Karya (Persero), PT Buyung Poetra Sembada Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Toba Bara Sejahtera Tbk, dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Reksadana saham ini telah memberikan return sejak awal tahun sebesar 10,27 persen (YTD). Sepanjang setahun terakhir TRAM Infrastructure Plus sudah memberikan keuntungan sebesar 14,32 persen kepada para investornya. (hm)
Ingin berinvestasi reksa dana? - Daftar jadi nasabah, klik tautan ini - Beli reksa dana, klik tautan ini - Pilih reksa dana, klik tautan ini - Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.